Menu HTML

.

Selasa, 18 Agustus 2015

DI 17 AGUSTUS AN SEMOGA TERCETAK GENERASI LINGKUNGAN HIDUP (By The Spirit of Indonesia's Independence Day, Hopefully It Makes Future Green Generation)

Ibu pertiwi, jangan ragukan kami….!!!.  
Kakekku dulu, memegang bambu, mengusir penjajah. Hari ini kami ada nikmati kemerdekaan, karena jasa-jasa mu. Mohon maaf, bahwa kami belum mampu angkat senjata seperti dulu kakek lakukan untuk Ibu pertiwi. Tapi sekarang dan esok nanti kami akan lanjutkan perjuanganmu. Dengan senjata sederhana seperti kakek, yaitu sapu lidi dan songkroh, kami akan perindah bumi pertiwi di kampung kami. Doakan kami.

Ibu pertiwi, jangan ragukan kami….!!!.  
Ibu menteri lingkungan hidup, kami berupaya akan melanjutkan perjuangan para pahlawan, perjuangan kakek dan nenek ku,
Bapak Walikota yang bijak…
Bapak Kepala LH yang baik hati,
Pa’de Iwan Fals, kami ikutan memelihara lingkungan kampung ku.
Terimalah kami, dengan kesederhanaan, dengan kesahajaan. Karena kakek dan nenek bilang penjajahan belum selesai, yaitu masih ada saudara kami yang masih terjajah oleh kebodohan, oleh kemalasan, oleh ketimpangan, oleh kemiskinan; miskin sosial, miskin sikap terpuji, oleh orang-orang hasut, dbl (dan banyak lagi). Maka perjuangan belum selesai, begitu kata kakek dan nenek.
Wahai Ibu pertiwi, yang cantik….  
Wahai Ibu menteri lingkungan hidup yang cerdas…
Wahai Pa’de Iwan Fals yang baik hati….
Meskipun tenaga kami tidak sekuat mereka, tetapi kami berniat baik. Kami baru bisa melakukan pergerakan kecil di kampung kami.
Kata kakek dan nenek, ini pembelajaran usia dini bagaimana kami memaknai arti kebersihan lingkungan, kesehatan lingkungan dan arti kebersamaan.
Kami akan berusaha, meneruskan perjuangan ini. Ibu pertiwi pesan kepada kakek dan nenek, untuk generasi anak bangsa, bahwa karena kakek sudah sepuh, ternyata tidak perlu mahal untuk jadi indah dan bersih. Dan kelak kami menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungan dan bagi orang banyak. Kakek dan nenek ingin anak-cucu nya menjadi pribadi yang tangguh, teguh pendirian pada kebaikan.
Telah banyak penghargaan didapat oleh kakek dan nenek dari kegiatan lingkungan ini. Tetapi kakek dan nenek bilang penghargaan paling tinggi akan didapat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu menepati janji NYA dengan pahala dan syurga. Tuhan Yang Maha Esa lebih memberikan penghargaan pada upaya2 / proses dari pada hasil.
Kakek dan nenek bilang, kita rayakan hari kemerdekaan negeri kita dengan sederhana saja, tidak harus memboroskan uang dengan panggung, hingar binger musik, lalu orang tua jingkrak – jingkrak, hingga anak – cucu kita tidak kebagian tampil, dan yang lebih prihatinnya, tidak ada pelajaran yang dipetik makna dari nilai perjuangan para pahlawan. 
Kakek dan nenek ingin anak-cucu yang jauh harus menikmati kemerdekaan ini dengan menumbuhkan jiwa patriotisme, semangat NKRI terjaga dan terpelihara, memperbaiki lingkungan dengan gembira, memperindah lingkungan dengan suka cita, maka Ibu Pertiwi akan bangga, dan tersenyum cantik.
Lalu, bagaimana jika ada masyarakat yang belum mau mendukung pergerakan kami ini,  Kek?
Doakan saja yang baik-baik, Insya Alloh akan membantu kita. Karena mereka juga hidup di lingkungan kita juga koq.

Momentum perayaan pitulasan di kampung kami, merupakan tonggak dimulainya regenerasi lingkungan hidup. 
Mohon agar Kakek dan Nenek membekali kami senjata pemusnah kebodohan, senjata pemusnah kemalasan, senjata penangkal fitnah dan hasut. Mudah-mudahan dibekali pula dengan peluru doa dan dukungan dari seluruh masyarakat yang ampuh…..!.  

Tidak ada alasan untuk pesimis.
Tetap Semangat!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar