Menu HTML

.

Minggu, 01 Juni 2014

Cita-Cita Menuju Kampung Ramah (a dream to become an eco-friendly village)

Siapa yang tidak ingin kampungnya Bersih, Indah, Sehat, Asri?
Jawabannya sangat pasti : Siapapun mau.
Bersyukur di beberapa daerah sudah terwujud, entah dengan nama Kampung Hijau, Kampung Asri, dsb.
Tentunya para pengelola kampung tersebut bersusah payah telah melakukan upaya-upaya untuk mewujudkan nya.
Dan siapapun yang sedang melakukan kebaikan kepada lingkungan hidup  dan yang telah melakukan kebaikan kepada lingkungan hidup serta yang belum dan akan melakukan, semoga mendapat juga kebaikan Tuhan.
Melakukakan kegiatan merawat lingkungan sepertinya lupa-lupa ingat dan ingat-ingat lupa.
Ketika kita sadar bahwa kita sangat ketergantungan kepada lingkungan hidup, maka saat itu juga kita ingat. He...he...he..., tetapi seringkali kita banyak lupa nya bahwa hidup kita berada di lingkungan hidup.
Tim KSM Secerah Pagi Kel. Larangan, sedang
melakukan kegiatan pembuatan ember komposter. 
Warga di kampung kami khususnya KSM Secerah Pagi sampai dengan saat ini konsisten melakukan kegiatan mengenai lingkungan hidup. Tentunya dengan segala keterbatasan dan sesuai kemampuannya. Bahkan Tim KSM Secerah Pagi tidak pelit untuk berbagi ilmu bagi siapapun yang mau dan peduli terhadap lingkungan hidup.
Terbukti saat ini (sejak tanggal 22 Mei 2014 s/d 3 bulan ke depan) sedang dilakukan penelitian oleh mahasiswa, antara lain dari: UNES Semarang, UNSOED Purwokerto dan UI Jakarta. Dan sebelumnya telah banyak dilahirkan sarjana-sarjana dari hasil kegiatan penelitian di kampung kami.
Selebihnya...., moga-moga setelah mendapatkan keilmuan, meskipun ilmu yang sederhana, tetapi akan dapat dikembangkan dan diterapkan di tempat asal mereka. Aamiin. Dan semoga kepada seluruh warga kampung kami, khususnya Tim Secerah Pagi mendapatkan berbagai kebaikan. Dan semoga mendapatkan  ridhlo Tuhan.
Disamping para masyarakat umum, instansi, pelajar dan mahasiswa yang datang berkunjung ke kampung kami, tercatat ada juga beberapa pengunjung dari Luar Negeri, seperti: England, Swedia, Amerika dan Australia.
Miss Christeen dari Australia
beserta  rombongan  di kampung kami.
Miss Christeen dari Australia
beserta  rombongan melihat  kerajinan daur ulang

Terakhir dari Australia beserta rombongan dari Bappeda Kota Cirebon melihat hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh warga kampung kami. Meskipun jauh dari sempurna namun paling tidak kita telah menunjukan pada pemerintah, bahkan kepada dunia, bahwa kami peduli terhadap lingkungan.
Terkadang, sering bingung juga dengan kondisi TPS (Tempat Pembuangan Sampah)  yang belum mau melakukan perubahan ke arah perbaikan. Sampah–sampah yang menumpuk dan menimbulkan aroma bau busuk sampai radius 500 meter. Bayangkan  ketika ada warga yang sedang memasak opor ayam, maka selera pun berubah dengan menu “opor ayam aroma sampah”. Ironis memang. Di satu pihak, kita melakukan penataan ruang, memperindah kampung. Di pihak lain, ada sebuah kondisi yang membuat pemandangan kurang sedap. Padahal berkali-kali kami mengajukan permohonan dan usulan kepada pihak terkait, karena kami tidak memiliki dana yang besar, bahkan keinginan memiliki Ruang Terbuka Hijau dan taman pun masih sulit, karena pergerakan warga kami adalah murni kepada kegiatan sosial. 

Semoga saja tidak ada pihak atau pejabat  yang mempunyai pemikiran: “bukankah warga pun buang sampah ke TPS tsb?”. Maka akan kami jawab: “Monggo, rumah saudara pindah ke dekat lokasi TPS di wilayah kami...”
Mudah-mudahan kondisi tersebut cepat tertangani dan segera di benahi, sehingga cita–cita menuju kampung ramah perlahan dapat terwujud.

Cita – cita sederhana yang sedang diupayakan adalah sebuah kampung ramah. Dimana sebuah penataan ruang pada suatu kampung begitu nyaman dan sejuk karena rindangnya pepohonan, indah dengan tanaman bunga, resapan air yang baik, pengelolaan sampah yang baik, sehingga halaman menjadi bersih, Ruang Terbuka Hijau untuk sarana anak-anak bermain.
Memang di sadari bahwa untuk dapat terwujud ke arah itu, membutuhkan kesadaran seluruh warga, dan peran serta semua pihak. Perlu menjadi catatan penting, bahwa ‘profit’ kegiatan  memperindah lingkungan bukan dari aspek materi, tetapi kepuasan batin yang berdampak sangat posisitf  bagi kebaikan seluruh warga. 
Dan perlu di ingatkan pula bahwa mengelola sampah dengan konsep 3R, dijamin sulit untuk beli mobil Er Tiga. ( Hix..hix..hix ).
Maka, cukup lah kebaikan dari Tuhan yang kita harapkan atas apa yang telah kita lakukan untuk kemaslahatan umat.
Mari kita doakan para pemimpin kita, wakil rakyat kita, tidak menjadi lupa-lupa ingat atau ingat-ingat lupa. Tetapi istiqomah melakukan kemaslahatan umat. Wabil khusus untuk kampung kami yang dirasa telah lelah menunggu. Terlebih Bapak Walikota kita dengan konsep menuju Kota Ramah. Atau paling tidak anggap itu sebuah reward buat kampung kami. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar