Menu HTML

.

Kamis, 26 Desember 2013

Semangat auto debet pahala melalui pemeliharaan lingkungan

Bertambah lagi nominasi buat kampung kita, yaitu komponen pembentuk dan komponen pendukung yang begitu dominan dan… meraih Juara–I, lomba Kelurahan tingkat propinsi Jawa Barat. Kemudian diraihnya Adi Upaya Puritama, lalu ditambah dengan piagam penghargaan sebagai pendukung Kota Sehat Kota Cirebon. 


Miss. Brie dari Amerika & Mr. Mohammed  
di RW 08 Merbabu Asih
Kel. Larangan Kec. Harjamukti Kota Cirebon
Bagi kita, penghargaan sederhana, juga menjadi sebuah kebanggaan. Pekerjaan atau kegiatan warga kita telah di hargai oleh Pemerintah Kota Cirebon.
Penghargaan memang bukan datang begitu saja. Penghargaan hadir melalui proses. Semua tahu proses merupakan kesempatan yang lama dan panjang. Jadi, wajar kalau akhirnya penghargaan memutarbalikan yang tidak bangga menjadi bangga, akurasi penghargaan adalah relatif, tapi bijaksana nya sebuah penghargaan harus dijadikan motivasi dan kekuatan untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kuantitas dan kualitas. 

Nah, ada yang lebih penting, yaitu, ucapan terima kasih dari alam yang sampai hari ini masih kita naungi dan tidak henti memberikan kebaikan kepada kita.

Penghargaan layaknya memang menjadi penambah semangat daya juang. Penghargaan diterima agar penerima melanjutkan perjuangannya. Penghargaan dengan demikian menjadi semacam rambu di tengah jalan. 

Rambu menjadi penunjuk dan penanda jalan bagi pengguna jalan agar perjalanannya lancar.  “Yang namanya Rambu….ya tetap tinggal di tempat sedangkan pengguna jalan terus mencapai tujuan akhirnya….”. Kalau demikian kita tidak bisa berhenti ngurus alam hanya karena sebuah penghargaan. Sebab, memperolehnya setelah kita bekerja. Penghargaan itu menjadi tanda bahwa orang lain melihat pekerjaan kita. Lebih bangga lagi karena kita bekerja bukan untuk menerima penghargaan. Tidak ada impian untuk bekerja supaya dapat penghargaan. 
Ternyata penghargaan dapat dari pihak luar. Lagi pula kita pun tidak maksa memintanya.

KSM Secerah Pagi Kelurahan Larangan Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, tetap konsisten dengan memberikan pemahaman kepada kelompok masyarakat atau siapapun yang mau peduli terhadap lingkungan. 
Yakinlah, bahwa melakukan hal-hal yang baik seperti berbagi pengalaman, berbagi ilmu, adalah salah satu kegiatan yang pasti dapat ridhlo Tuhan. 
Sudah banyak ilustrasi yang kita dengar, konflik antar warga, konflik antar kampung, aparat dengan masyarakat, dsb hanya karena gara-gara sampah. Selokan mampet …? gara–gara sampah, lingkungan kumuh….? Gara-gara sampah. “Kasihan sampah di fitnah akhirnya jadi terdakwa…….”. 
Semangat Om Dani Secerah Pagi, di tengah2 pemulung
Untung saja sampah gak mampu melakukan gugatan balik terhadap kita  dengan tuduhan pencemaran nama baik sampah. Hix..hix..hix
Bahkan sudah sering terjadi korban meregang nyawa, saudara-saudara kita tertimbun sampah di beberapa TPS.
Ketika sampah semakin menggunung dan kelak sangat sulit terurai maka  tidak ada yang mau sebuah daerah menjadi tempat limpahan sampah. Lebih jauh lagi, maka pengolahan sampah pun akan butuh biaya tinggi.

Ada rasa haru ketika semangat dari 40 orang pemulung di salah satu TPS mau dan semangat untuk belajar bagaimana memanfaatkan sampah yang ada di TPS tempat mereka bekerja dengan menimba ilmu bagaimana mendaur ulang limbah plastik yang banyak berserakan di TPS dan di lingkungan rumah nya.

Dan kami salut, serta memberikan apresiasi yang tinggi kepada Ibu May dan Bapak Iing dari Dinsos Kota Cirebon. 
Beliau-beliau mau memfasiltasi para pemulung untuk mau belajar bagaimana memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis dan kegiatan mengelola sampah rumah tangga. 

Pa Iing dari Dinsos dan Pa Gun dari Secerah Pagi, 
berbagi ilmu dengan para pemulung
Dan KSM Secerah Pagi Kelurahan Larangan turut ambil bagian tholabul ‘ilmi dengan para peserta pelatihan yaitu para pemulung.
Kami memberikan motivasi dan keilmuan, serta berbagi satu sama lain.
Kami tertawa gembira bersama, untuk sesaat hilang kepenatan…… dan tidak ada kesedihan… ataupun raut muka kasihan.

Dengan tidak bermaksud menjual bentuk keprihatinan, apalagi memarjinalkan sodara-sodara kita, bahwasanya air mata mereka sudah kering …!! Bangkit dan tetap semangat. Selamatkan Bumi kita, wahai sodara-sodara ku. 
Ada sebuah bentuk keprihatinan, yaitu poster, spanduk caleg, cabup, capres, dan atribut partai yang nempel di pohon bahkan pohon nya dipaku. Yang menambah keselnya yaitu ; Menanam pohonnya saja enggak, malah merusak nya iya. Jadinya lingkungan menjadi terkesan kumuh.  Bahkan gara-gara beda spanduk tipis sering terjadi konflik. (bersyukur, Saat ini KPU telah mengeluarkan peraturan larangan dengan pola-pola seperti itu meskipun masih saja ada yang bandel)

Ada juga yang bakar-bakaran ban bekas, sampai-sampai rebutan dengan aparat, sepertinya lebih berharga ban bekas dari pada nilai investasi orang tuanya untuk cepat selesai belajar. Ketika ban bekas dibakar maka pencemaran (polusi udara) pun terjadi. Doa kami yang tulus, semoga dapat dicari solusi yang lebih baik lagi untuk meng apresiasikan kegalauan kita semua.

Memelihara lingkungan adalah sebuah perjuangan besar. Ini bisa terlaksana dengan kekuatan bersama untuk menyongsong masa depan yang cemerlang, yaitu mengikhlaskan niat dan tekad serta semangat. Dan para ulama dan guru-guru kita pun mengatakan memelihara lingkungan adalah bagian dari ibadah, dan ciri-ciri orang yang beriman. Jadi jika hal ini di terapkan dalam kehidupan ini, maka akan menjadi barokah.

Sudah seharusnya kita bersama-sama menyelesaikan problema dan masalah lingkungan hidup. Kita sudahi hidup tanazu (saling selisih), tetapi tidak berhenti  berinovasi untuk memperindah lingkungan. 
Memperindah lingkungan adalah upaya membantu mimpi-mimpi anak-anak dan cucu-cucu kita untuk hidup lebih baik di masa depan. So, mengapa tidak kita bantu wujudkan mimpi-mimpi  mereka..?. 

anak-anak belajar mendaur ulang sampah
Inilah generasi anak bangsa yang ‘fardlu’ kita arahkan, kita bimbing, sehingga kelak mereka cerdas bagaimana caranya berterima kasih kepada alam.
Ajari anak-anak bangsa untuk selalu mencintai ingkungan di saat masih polos dan bersih, sebelum kepolosan dan keluguan mereka keduluan asupan nutrisi ‘gebleg’ atau sering dalam istilah kesehatan adanya ‘radikal bebas’. Wuih…!, ngeri juga kalau kalau pada anak-anak kita, sudah terdapat sifat radikal dan sifat bebas yang tidak bertanggung jawab.

Sungguh tidak dilarang koq dan sangat bijaksana kalau dimulai mengajarkan kepada anak-anak dan cucu-cucu kita bagaimana hidup rukun dan bersatu, tidak berselisih, serta cerdas memelihara lingkungan. Boleh jadi, ini adalah cita-cita menuju masyarakat dan lingkungan sehat di masa depan. Islam mengajarkan bahwa sehat itu ibadah, kebersihan sebagian dari Iman. Kesehatan adalah ajaran dalam semua agama. Persoalan mendasar sekarang adalah bagaimana mendidik bangsa kita untuk berbudaya sehat dan bersih. Bahwa kebersihan tidak hanya dalam konteks pemahaman dan kaku hanya sebatas suci dari najis, tetapi dengan perlunya membangun budaya lingkungan yang sehat dan bersih dari pencemaran lingkungan dan penyakit.

So, lebih baik memelihara lingkungan dari pada memelihara konflik. Oke….?!,
Agar auto debet pahala tidak berhenti.

Tetap Semangat…!

SECERAH PAGI 
Kel. Larangan Kec. Harjamukti Kota Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar